Arsitektur Renaissance (abad 15-17)


Era renaissance disebut era pencerahan, mengapa demikian?? Renaissance sendiri mempunyai arti kelahiran kembali yaitu dimana pada masa ini menghidupkan kembali kebudayaan masa lalu, budaya-budaya klasik pengaruh zaman Romawi dan Yunani. Era Renaissance ini dimulai dari abad XIV-XVII sekitar  tahun 1300. Pada masa ini, dunia keagamaan berkembang dengan pesat, terutama agama Kristen, sehingga pengaruh otorita seorang pemimpin gereja sangat kuat. Bersamaan dengan itu adalah tumbuhnya dan berseminya benih-benih ambisius dari ilmu untuk men-jajarkan diri dengan agama, yang pada saatnya nanti, akan menggantikan agama dalam perannya sebagai “penguasa semesta dan penguasa manusia”. Mereka pun menganggap abad renaissance ini sebagai satu-satunya masa yang membawa perubahan mendasar bagi umat manusia, yaitu paham yang menaruh perhatian pada masalah dunia, masyarakat yang praktis dan sadar diri serta perubahan sekuler. Tidak seperti masa sebelumnya yang lebih menitik beratkan pada masalah keagamaan serta perhatian pada akhirat.
Tak hanya kehidupan sosial masyarakat dan religi yang sangat kuat, namun juga memiliki arsitektur yang berbeda. Di masa ini para arsitektur dan seniman ikut berusaha menghidupkan kembali kebudayaan klasik zaman Yunani dan Romawi namun dengan pemikirannya sendiri. Arsitektur Renaissanse (yang berjaya dalam abad 15–17 M) memperlihatkan sejumlah ciri khas arsitektur. Munculnya kembali langgam-langgam Yunani dan Romawi seperti bentuk tiang langgam Dorik, Ionik, Korintia dan sebagainya. Bentuk-bentuk denahnya sangat terikat oleh dalil-dalil yang sistematik, yaitu bentuk simetris, jelas dan teratur dengan teknik konstruksi yang bersahaja (kalau dibandingkan dengan masa sekarang, masa abad 20 khususnya). Karena bagi para arsitek pemikiran harus rasional. Perhatian mereka dikuasai oleh proporsi yang harmonis. Misal proporsi Michelangelob yang rumit pada rancangan gereja St. Petrus(namun belum dilaksanakan). Pada masa ini juga muncul azas perspektif mekanis yang dikemukakan oleh Arsitek Brunelleschi yang menemukan prinsip-prinsip seperti pada zaman Romawi kuno.
Dalam masa Renaissance ini terjalinlah kesatuan gerak dalam berarsitektur, yakni kesa-tuan gerak nalar dan gerak rasa. Di masa ini pula arsitektur Yunani dan Romawi ditafsir kembali (reinterpretation) dengan menggunakan nalar (di-matematik-kan) dengan tetap mempertahankan rupa-pokok Yunani (pedimen dan pilar/kolom yang menandai konstruksi balok dipikul tiang)) serta Romawi (bangun dan konstruksi busur, yakni konstruksi bagi hadirnya lubangan pada konstruksi dinding pemikul). Setelah tahun 1600-an, arsitektur Renaisans mulai meninggalkan gaya-gaya klasik, kemudian disambung dengan kebudayaan Barok (Baroque) dan Rococo. Barok dan Rococo dianggap merupakan bentuk dari kebudayaan Renaisans juga. Contoh dari aliran Barok adalah gereja St. Peter di Roma.Sebagai contoh bisa dilihat pada gambar-gambar bangunannya di bawah ini.














Gaya Dorik

Aliran Barok
      

      


Komentar