SARJANA


*-fiksi*
Sesak rasanya, ketika air yang telah terbendung hanya sanggup terhenti pada pelupuk mata, tanpa mampu terjatuh. Mungkin terlalu penatkah kamar ini ? ku berjalan menghampiri jendela, ketika kusibak tirai hijau itu dan pantulan cahaya dikaca menerpa wajahku, hangat. Ku sapa Sang Surya dengan senyum sedikit tertahan. Ku pandang awan tebal putih yang bergerombol dengan latar biru muda samar. Sedetik kemudian, keningku berkerut, ‘Mengapa ditengah putihnya awan yang bersinar itu gelap?’
Sejujurnya aku lelah, sudah semalaman ini aku terjaga tanpa terlelap sedetikpun. Terlihat didalam cermin mata abulat hitam tajam dengan sepasang alis yang tebal, mempesona, namun dibingkai oleh kelopak mata yang menghitam. Bagian paing aku suka dari tubuhku, sepasang mata kudapat dari ayahku yang entah seperti menyimpan banyak cerita ketika menatapnya. Rahasia Mata.
Semenit pengalihanku pada mata dicermin itu tetap tak dapat meredamkan gemuruh yang menderu kencang di dada. Seperti jutaan ombak yang berkejaran, berdesakan, dan berlomba sampai ke bibir pantai. Seperti air dalam botol yang terbalik dan memaksa tuk keluar mendorong penutupnya. Aku pun ingin mengeluarkan seluruh beban dalam otak dan hatiku. Ingin segera menyelesaikan apa yang sudah dimulai. Apa yang telah membuat tubuhku lemas karena harus berjaga semalam. Ingin secepatnya memakai toga yang talinya digeser dari kiri ke kanan. Ingin memiliki tambahan gelar baru, sarjana, pada belakang namaku. 
Sarjana _ST_
Bolo-bolo graduated together *dream*


Komentar