SMART CITY (MODEL REFERENSI KOTA CERDAS)

What is smart city? how it is? Apakah kota pintar itu merupakan kota yang "berotak dan berakal". Ohh tentu saja akan menjadi bencana apabila hal mustahil tersebut terjadi. Kota pintar memang memiliki akal karena adanya otak manusia didalamnya yang bekerja keras dan sangat cerdas menjawab pertanyaan-pertanyaan permasalahan dari suatu dinamika dan probblematika Kota. Terdapat beberapa contoh Kota yang memiliki julukan ataupun predikat "smart city" seperti Kota Barcelona, Amsterdam dan Edinburgh. Ini merupakan suatu review dari suatu Jurnal Internasional yang membahas mengenai "Smart City". yaitu dari Jurnal yang berjudul : Smart City Reference Model: Assisting Planners to Conceptualize the Building of Smart City Innovation Ecosystems 

Dalam pengembangan perkotaan terdapat beberapa paradigma kebijakan dan isu kota yang berkelanjutan. Untuk menjawab tantangan berkelanjutan kota tersebut dapat disusun kerangka model referensi Kota Cerdas (smart city). Tujuan dari konsep smart city ini adalah untuk mengatasi berbagai karakteristik inovasi ekosistem oleh semua gagasan smart city diantaranya menjadi kota hijau, saling berhubungan, terpadu untuk semua lapisan dan bentuk kota. Perencanan smart city menggunakan model referensi untuk menentukan konsep tata letak kota yang cerdas dan berkarakter. Smart city ini pada intinya memiliki 6 dimensi yaitu ekonomi yang cerdas, mobilitas cerdas, lingkungan pintar, orangnya cerdas, cerdas dalam hidup dan akhirnya pemerintahan yang cerdas pula. Konseptual Smart city dapat digunakan juga untuk evaluasi kemampuan inovatif pererencanaan kota. Selain itu model ini juga dapat untuk sinkronisasi dan pengoptimalan kota investasi dalam ekonomi dan broadband.

Kerangka analisis ekosistem inovasi Kota Cerdas adalah sebuah model referensi yaitu perkotaan yang saling berhubungan dengan kota hijau, segala aspek kehidupan terhubung, masyarakat yang cerdas memiliki inovasi ekosistem, lingkungan dan sosial berkelanjutan menciptakan kota yang berkelanjutan dan mendukung sustainable development. Para perencana menggunakan konsep ini sebagai alat analisis identifikasi inovasi dan kebijakan sebuah kota.  Sebagai contoh smart city di dunia ini ada beberapa negara yaitu Kota Barcelona, Amsterdam dan Edinburgh. Kota Barcelona terkenal didunia dengan pariwisata, budaya, keuangan dan teknologi tinggi, hal tersebut merupakan Smart city dengan pendekatan top-down yang melibatkan stakeholder menjadikan Barcelona maju dan kreatif. Sedangkan pada Kota Amsterdam menggunakan pendekatan bottom-up perencanaan partisipatif untuk membuat Kota cerdas.

Melihat artikel pada jurnal diatas yang dirangkum secara singkat, contoh kedua negara diatas dan konsep smart city yang tepat untuk mengatasi permasalahan untuk perkembangan dan keberlanjutan suatu kota juga diperlukan peran serta semua stakeholder lapisan masyarakat. . Oleh sebab itu dibutuhkan suatu kebijakan perencanaan dari pemerintah karena menciptakan kota yang pintar harus dipimpin dan di pantau secara benar. Konsep “Smart city” sangat bagus untuk teladan dari pembangunan kota. Sebaiknya ide, inovasi dan kreativitas yang dimiliki oleh akal manusia yang menghuni sebuah kota mengimplementasikan kedalam tempat dimana ia tinggal, yaitu Kota mereka sendiri agar kepandaian merekalah yang menciptakan Kota yang “smart”. Di Indonesia saat ini, sebagian orang memiliki pemikiran-pemikiran cerdas dan sangat membangun maju. Hal tersebut yang diperlukan seorang pemimpin, apalagi pemimpin bangsa. Bagaimana para pemimpin tersebut menyelesaikan problematika kota yang ia pimpin. Bagaimana mensiasati banjir, macet, sampah, bangunan liar, transportasi, kemiskinan, pengengguran, ledakan penduduk dan segala wajah kota dengan masalahnya dengan kreativitas dan inovasi baru. Butuh pendekatan dari berbagai aspek baik sosial, ekonomi dan lingkungan. Satu konsep smart city diatas, Kota hijau atau terpadu di Barcelona dan Amsterdam, ketika konsep tersebut muncul dan inovasi diimplementasikan namun terkadang  masih bertentangan dengan kondisi respon masyarakatnya.  Hal itu merupakan tantangan pemimpin untuk menaklukannya baik di negara maju, berkembang ataupun terbelakang, karena nasib sebuah bangsa ataupun wilayah baik kota dan desa ada ditangan pemimpinnya meskipun kekuatan utama adalah rakyat, namun butuh satu inti untuk menyatukan segala inspirasi dan kecerdasan-kecerdasan manusia untuk pembangunan suatu kota. 

Bukankah lebih baik bagaimana menjadi pemimpin yang cerdas untuk menciptakan kota yang cerdas, daripada menjadi pemimpin yang cerdas untuk menciptakan kekayaan diri. Yang seperti itulah yang benar-benar manusia yang dikatakan cerdas. Karena Cerdas itu Pantang Korupsi!. 

Komentar