Ada Tawa Di Balik Susu Coklat Pahit (baca : Banjir)

Ada apa sebenarnya pada dunia ini? pada negeri yang terkenal gemah ripah loh jinawi, ijo royo-royo bak jamrud khatulistiwa tempat kita berdiri saat ini? Climate change, global warming, disaster, degradasi environment and degradasi moral. Apakah sudah mendekati hari akhir yang dijanjikan oleh Allah SWT. Ataukah hanya sebuah peringatan?  
Ada salah seorang Musisi Indonesia yang terkenal yakni tak lain adalah Ebiet G.Ade menuliskan lirik lagu karena perenungannya pada fenomena nyata di tanah kelahirannya ini...
...Mungkin Tuhan mulai bosan, melihat tingkah kita, yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa. Atau Alam mulai enggan bersahabat dengan kita. Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang...
Kodrat sebagai manusia, disaat disakiti oleh orang lain maka akan ada sakit hati yang muncul. Bahkan dalam suatu pertemanan, saat dikhianati akan menjadi permusuhan. Semua ini adalah aksi timbal balik, kausal sebab akibat. Ada penyebab yang muncul, lalu menimbulkan dampak akibat dari sebab tersebut. Apabila seseorang menyakiti maka akan mendapat hukumannya, sesuai hukum yang dibuat oleh manusia itu sendiri. Begitu pula berlaku pada alam, saat alam bersahabat dengan manusia dan kemudian dirusak, apa yang terjadi? Apakah memang banyak dosa? dosa manusia yang hobby merusak 'persahabatan' yang tlah dijalin sejak penciptaan bumi ini dengan sang alam. Sehingga kini beberapa tahun terakhir ini, sejak tahun 2006 Indonesia semakin sering diberi ujian-ujian bencana mulai Tsunami Aceh dan sekitarnya, gempa bumi, tanah longsor, gunung Merapi yang meletus, sekarang Gunung Sinabung dan bencana banjir yang setiap tahun melanda dan mendatangi kehidupan kita. Bagaimana  kausal sebab dan akibat yang terjadi? Apa penyebab dan apa akibatnya? Siapa subjek dan objeknya?

Dipenghujung tahun 2013 dan awal dari lembaran baru tahun 2014 diselimuti berbagai bencana yang rutin datang yaitu Banjir. Kali ini tidak hanya Ibukota yang merasakan dampak dari suatu sebab perbuatan penghuni ibukota tersebut, namun juga pada beberapa daerah seperti Manado, Jawa Tengah dan beberapa wilayah. Beberapa harus rela pergi dari rumah dan menempati barak pengungsian. Makan dengan seadanya dan membutuhkan bantuan sandang dan pangan. Bahkan beberapa yang rumahnya tak selamat, sangat mengharapkan tempat tinggal baru. Segala kehidupan manusia yang berubah menjadi kesedihan. Semuanya hanya karena AIR. Air yang diturunkan Tuhan murni dari langit. Air yang jernih akan sangat bermanfaat bagi kehidupan, air yang dengannya kita minum, kita mandi, kita hidup. Di Singapura air adalah sumber kehidupan yang sangat dihargai dan diagungkan karena tau betapa susahnya hidup tanpa air. begitu pula yang kita rasakan saat musim kemarau. Air adalah sangat berarti. Namun air yang jernih jatuh dari langit bercampur kotoran-kotoran dan sampah manusia di bumi membuat air bening tersebut menjadi susu coklat, namun sangat pahit rasanya. 

Air bening yang sehat berubah menjadi susu coklat dingin yang pahit,tak enak dan tak sehat. Mungkin Tuhan sedang memberi rasa pada kehidupan manusia agar tak hanya meminum air putih bening, namun sekali-kali harus merasakan susu coklat pahit. Segala sesuatunya harus kita syukuri, tetapi yang ada, dengan segala bencana yang terjadi kita kan menyalahkan Tuhan sebagai satu-satunya Dzat yang Kuasa menurunkan hujan penyebab banjir yang terjadi. Sesuatu yang sangaat salah dan tidak boleh. Karena kita hanya manusia, kita tak pernah tahu apa rencana Maha Dahsyat_Nya dibalik bencana banjir dan segalanya ini. Mungkin kita selalu berpikir bencana banjir itu, pahit, nelangsa, tangis, duka yang mendalam. Namun tak segalanya seperti apa yang kita pikirkan. Allah Maha Adil, Maha mengetahui melebihi manusia manapun. Setiap apa yang diberi pasti memiliki hikmah, begitu juga hikmah dibalik pahitnya susu coklat yang Ia tuangkan di bumi Indonesia ini. Lihat foto dibawah ini :

Ada dua orang anak kecil yang sedang belajar berenang di halamannya yang terkena banjir, mungkin dengan adanya banjir tersebut anak kecil yang tadinya tidak bisa berenang menjadi bisa. Banjir tersebut berjasa dong pada anak-anak tersebut. Lalu ada segerombolan anak laki-laki yang hobby main bola dengan adanya banjir berlatih main bola di air, suatu saat mungkin mereka akan menjadi atlet hebat bola air. Dan diantara segala fenomena itu yang paling berwarna adalah senyum dan tawa anak-anak tersebut berlarian berkejar-kejaran. Saat tangan mungil tersebut menyibak air susu coklat itu, tawa melengking membawa suasana duka menjadi senang, takut menjadi secercah harapan, susah menjadi ringan. Susu coklat pahit tersebut menjadi manis, karena hikmah Allah memberikan banjir disisi lain adalah memberi kegembiraan untuk anak-anak bermain air. Mereka tidak pernah takut sakit, karena kebahagian mereka sederhana saja, "aku senang main air". Kalimat main air banjir bukan hal kecil, karena hal kecil tersebut akan bermakna saat dewasa kelak, ketika yang terjadi saat ini menjadi kenangan bagi mereka dimasa tua mereka. Dan dengan bangga mereka akan berkata "Dahulu saat kecil aku berenang saat banjir, bermain air dan tertawa bersama teman-temanku, apakah kamu juga begitu? kalau tidak, kasihan sekali kamu tidak merasakan asyiknya banjir itu!"

Maha Kuasa Tuhan yang memberikan segalanya sesuai dengan kebutuhannya, jika itu berlebihan mungkin itu hanyalah sebuah peringatan akan apa yang telah kita perbuat. Dan segala keputusan dan pemberiannya tak pernah ada yang sia-sia, selalu ada hikmahnya. Bahkan menyulap air mineral bening menjadi susu coklat pahit yang kemudian akan manis karena dituangkan madu yang cukup. Tak selamanya bencana adalah derita, dibalik derita ataupun setelahnya akan selalu ada sedikit senyum yang merekah bagai bunga matahari tersinar sang surya seusai hujan, berwarna. cerah. Bahagia. 

Komentar